Jalur Rawan Longsor dan Macet Diantispasi oleh Pemkab Banyumas

0 Comments »



Pemerintah Kabupaten Banyumas sudah memperispakan pelaksanaan arus mudik lebaran tahun 2008,. Sebab pada tahun-tahun sebelumnya Kabupaten Banyumas merupakan salah satu tujuan terbesar pemudik di Jawa Tengah. Menurut Bupati Banyumas, Marjoko selain mempersiapkan armada yang akan digunakan oleh pemudik pihaknya juga melakukan antisipasi terhadap jalur-jalur rawan kecelakan maupun rawan musibah longsor. Seperti didaerah Kecamatan Lumbir, Wangon maupun Pekuncen, Marjoko mengatakan pihaknya sudah berkordinasi dengan pihak-pihak terkait (dinas Perhubungan, Kepolisian, Bakesbanglimas) dalam antisipasi daerah rawan bencana longsor dan rawan kemacetan terutama didaerah pasar tradisonal yang akan dingunakan para pemudik nanti.
Untuk daerah rawan Longsor Pemkab Banyumas juga menyidikan alat berat pada titik rawan bencana longsor, sehingga diharapkan jika terjadi musibah longsor yang menimpa jalur mudik tidak menganggu dan menimbulkan kemacetan.
Masih menurut Bupati yang terpilih dalam Pilkada tahun 2008 ini, pihaknya dalam mengantisipasi daeran rawan kemacetan dengan cara membuat jalur alternative yang bisa dilalui oleh pemudik, jalur Alternatif itu dinataranya: Dari arah Bumiayu ke pekuncen melalui desa Karangayar, Karangklesem, Candinegara, Cikembulan tembus samapi pertigaan Losari Cilongok, dari arah Cilonggok pengunan jalan bisa langsung menuju Ke-daerah Purwokerto melalui jalur utama. Untuk Arah Kebumen ke Purwokerto melalui Kalibogor, Pekaja, Sakalputung, Jalan menteri Supono, Jalan Sultan Agung dan Jalan Wakhid Hasim. Sementara jalur Alternatif Purwokerto-Cilacap melewati patikraja, Kebasen, dan samapng. Sedangkan unutk penguna jalan yang akan menuju Purbalingga bisa mempergunakan jalur Alternatif Purwokerto Padamara.
Sementara untuk mengatisipasi kemacetan di dalam Kota pada saat jelang maupun sesudah lebaran, terlebih jalurdengan dibukannya jalur overboden Bupati Marjoko mengatakan pihaknya sudah ,melakukan antsipasi dengan menerjunkan dinas Perhubungan dengan dibantu pihak Kepolisi untuk mengatur lalu lintas jalan dalam Kota.

Suluk di Sokaraja Lor

0 Comments »


Banyak cara untuk mendapatkan berkah dan mendapatkan jalan menuju surga-NYa, terlebih lagi pada ssat bulan puasa, janji Alloh untuk melipat gandakan umatnya yang mau beribadah dalam bulan penuh keistimewaan ini. Salah satu cara yang dilakukan oleh banyak orang untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta melalui suluk, tengok saja di Sokaraja Lor tepatnya di pesanteren yang dipimpin oleh Kiyai Haji Abdu Salam. Pada bulan Puasa ini sekitar 850 jamah Tarikot Nasabandiyah mengikuti berbagaio kegiatn disana, kegiatan ini lebih dikenal dengan suluk.
Suluk secara harfian berarti menempuh (jalan). Dalam kaitannya dengan agama
Islam dan sufisme, kata suluk berarti menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah. Menempuh jalan suluk (bersuluk) mencakup sebuah disiplin seumur hidup dalam melaksanakan syariat dan hakikat. Ber-suluk juga mencakup hasrat untuk Mengenal Diri, Memahami Esensi Kehidupan, Pencarian Tuhan, dan Pencarian Kebenaran Sejati (ilahiyyah), melalui penempaan diri seumur hidup dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan.
Kata suluk berasal dari terminologi Al-Qur'an, Fasluki, dalam Surat An-Nahl ayat 69, Fasluki subula rabbiki zululan, yang artinya Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Seseorang yang menempuh jalan suluk disebut
salik.
Menurut salah satu Imam suluk di sukaraja Lor, Kiyai Haji Margono dirinya sudah menjadi seorang Salik sejak tahun 1990 dan baginya mengikuti kegiatan suluk merupakan ketenangan tersendiri dan jalan untuk mendapatkan keridoan Alloh SWT. Mantan veteran 45 menceritakan kegiatan yang dikuti oleh para Salik tarikot nasabandiyak adalah berdzikir dengan renatan waktu paling sedikit 10 hari .
Suluk di sokaraja lor ini diikuti tidak hanya dari Kabupaten sekitar Banyumas tetapi ada peserta suluk yang segaja datang dari Sumatra dan Kalimantan, Para murid atau salik ini dimosinasi kalangan orang tua baik lelaki maupun perempuan dengan berbagai macam profesi mulai dari petani sampai dengan mantan Pejabat, Para Salik biasanya bangun sekitar pukul 2 dini hari kemudian mandi atau berwudu, dilajutkan berdzikir sampai saat sahur tiba, setelah sahur mereka kembali berdzikir sampai shalat subuh, setalah shalat subuh berjamah ada yang terus berdzikir ada pula yang tidur. Sekitar pukul 8 pagi mereka melakukan dzikir sampai shalat dzuhur tiba, setelah itu melakukan dzikir kembali sampai shalat ashar. Kebanyakan dari mereka sebelum shalat ashar melakukan mandi dan ada juga yang menemui keluarganya yang datang mejenguk. Setalah itu mereka melanjutkan dzikir sampai hampir magrib. Buka bersama menreka lakukan baik didalam masjid ataupun di dalam asrama kemudian dilanjutkan shalat isya dan tarawih dan berlanjut dengan berdzikir samapi kurang lebih pukul 12 malam. Praktis kegaiatan suluk ini hanya berdzikir dengan melafadkan Nama Alloh didalam hati mereka dan tempat pelaksanan di masjid, paling tidak mereka dalam satu hari bisa melafadkan nama Alloh sampai 25 ribu. Kegiatan Suluk yang ada di Sukaraja lor ini sudah berlangsung puluhan tahun lalu, salah satu salik yang sudah mengikuti kegiatan ini adalah Ki sodik seoarang pensiunan PNS asal Bumiayu, dia mengatakan selalu datang ke Sukaraja Lor untuk mengikuti suluk sejah tahun 1962 terutama pada bulan puasa. Ia merasa mendapatkan kententraman hidup dan tidak tujuan untuk mendapatkan kebahagian dunia, Ia selalu rela untuk meninggalkan harta benda dan Keluarga demi mengikuti suluk dan menghabiskan waktunya tinggal di masjid. Ia merasa dengan mengikuti suluk banyak hal bisa ditinggalkan yang sebelumnya tidak bisa, seperti berprasangka buruk kepada orang lain, mau mengasihi orang lain dan katanya yang paling penting Ia merasa sangat dekat dengan Alloh.
Jika anda ingin menghabiskan waktu saat ramadahan dengan kegiatan mendekatkan diri ke pada sang pencipta dan berusaha total menjadi seorang abdi sejati, tidak ada salahnya anda melupakan segala hal yang berbau dunia dan mempersiapkan diri untuk bekal akhirat. Tidak ada salahnya mengikuti suluk yang ada di sokaraja Lor, kurang lebih 200 meter arah barat dari pertigaan klenteng Sukaraja. Semuga sajian ini menjadikan hidup anda lebih bermakna di mata Alloh Swt. Sekian Robin Antaresta melaporkan untuk pernak-pernik ramadhan kali ini.